Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia Kontra Jepang, Pengamat Desak Patrick Kluivert Maksimalkan Persiapan Timnas

Pengamat sepak bola, Satria Permana, memberikan analisisnya dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Senin (31/3/2025). Diskusi hangat seputar persiapan Timnas Indonesia jelang laga penting di kualifikasi Piala Dunia. (RRI.co.id)


Bolanews.id - Pengamat sepak bola Satria Permana memberikan pandangannya terkait persiapan Tim Nasional Indonesia menjelang pertandingan penting di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Ia menekankan pentingnya keseriusan pelatih Patrick Kluivert dalam mempersiapkan skuad Garuda, terutama saat menghadapi Jepang pada 10 Juni 2025 mendatang.

Menurut Satria, Jepang adalah lawan yang sangat berat dan akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Indonesia.

Dalam sebuah diskusi dengan Pro 3 RRI pada Senin (31/3/2025), Satria Permana mengungkapkan kekhawatirannya mengenai peluang Indonesia saat bertandang ke markas Jepang.

"Besok kita main di kandang Jepang. Ini menjadi PR tersendiri," ujarnya, seperti dikutip dari laman RRI. 

Ia bahkan memprediksi bahwa Indonesia akan kesulitan untuk meraih hasil imbang sekalipun.

"Kita lawan Jepang bisa nggak menang? Saya rasa berat. Imbang saja, kalau menurut saya kemungkinannya hanya 20 persen," lanjutnya.

Satria menjelaskan bahwa perbedaan kualitas antara Timnas Indonesia dan Jepang masih terlalu jauh.

Ia menyoroti struktur kompetisi Jepang yang mapan, termasuk pembinaan usia dini yang sistematis.

"Kita hanya mengandalkan pemain-pemain diaspora. Meski, ini trik yang digunakan PSSI untuk akselerasi program," katanya.

Menurutnya, fokus PSSI seharusnya juga tertuju pada pengembangan sepak bola dari akar rumput.

"Sampai sekarang itu masih menjadi titik berat PSSI untuk membenahi," tambahnya.

Namun, Satria memiliki pandangan yang berbeda ketika membahas pertandingan melawan Tiongkok yang akan berlangsung pada 5 Juni 2025.

Ia optimis Indonesia mampu meraih kemenangan atas Tiongkok.

"Kalau melawan Tiongkok, saya yakin bisa. Kenapa? Karena waktu bermain di kandangnya kesalahan kita cuma satu, kita menganggap remeh mereka," ungkapnya.

Ia menilai kualitas pemain Indonesia lebih baik dari Tiongkok, dan kesalahan pengembangan sepak bola di Tiongkok menjadi keuntungan bagi Indonesia.

"Jadi, kita masih bisa untuk melawan Tiongkok. Setidaknya, kita menang dan lolos ke babak keempat, kemenangan melawan Tiongkok harga mati," tegasnya.

Lebih lanjut, Satria menyoroti potensi tantangan yang akan dihadapi Indonesia jika berhasil lolos ke ronde keempat kualifikasi Piala Dunia.

Ia memperkirakan Indonesia akan kembali bertemu dengan tim-tim kuat asal Timur Tengah.

"Biasanya kalau kita bertemu tim Timur Tengah, memang agak merepotkan," katanya.

Sistem round robin yang diterapkan di babak keempat, di mana setiap tim akan bertemu dua kali (kandang dan tandang), menurutnya akan sangat sulit.

"Babak empat sistem round robin, dua away dan dua kandang. Biasanya format ini agak tricky," jelasnya.

Satria mengingatkan bahwa perjuangan di babak keempat tidak akan mudah, mengingat banyak tim Timur Tengah yang juga berambisi untuk lolos ke Piala Dunia.

"Babak keempat tidak seenteng yang kita kira," pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arsenal Tersingkir dari Liga Champions, Arteta Akui Sakit Hati Tapi Ajak Tim Bangkit